Dibunuh dan dipotong 10 akibat perselisihan berebut janda muda berumur 23 tahun
Mayat remaja lelaki ditemui dikerat beberapa bahagian, dibungkus dalam lima beg plastik dan disorok dalam saluran longkang di tepi parkir sebuah rumah di Kampung Kesang Laut di sini, hari ini.
Setakat ini, polis sedang menyiasat motif pembunuhan itu namun ia dipercayai kerana cemburu dan mangsa dikatakan bukan penduduk kampung berkenaan.
Ketua Polis Daerah Tangkak Superintendan Mohad Idris Samsuri berkata, pihaknya menerima panggilan kecemasan pada 3.15 petang oleh pemilik rumah yang menemui pergelangan kaki dan sepasukan polis dikejarkan ke lokasi.
"Hasil siasatan awal, kami menemui lima bungkusan plastik yang disumbat dalam dalam saluran longkang di tepi rumah berkenaan,” katanya.
Menurutnya, polis yang menggeledah rumah dan kawasan sekitar kemudian menemui kepala mangsa yang ditanam berhampiran rumah itu.
"Kami percaya mangsa, seorang remaja lelaki dibunuh di tempat lain dan berdasarkan keadaan anggota badan, mungkin kejadian berlaku lebih tiga hari lalu," katanya yang ditemui di tempat kejadian.
Menurutnya, tidak sampai sejam selepas menerima laporan kejadian itu, polis menahan seorang remaja lelaki berusia 19 tahun bagi membantu siasatan mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Polis menemukan satu mayat remaja lelaki yang dikerat beberapa bahagian termasuk kepalanya di dalam kalbat di tempat letak kereta sebuah rumah di Kampung Kesang Laut, di sini petang ini.
Ketua Polis Daerah, Superintenden Mohad Idris Samsuri berkata, mayat yang masih dikenal pasti identitinya itu dibungkus ke dalam lima plastik berasingan dan disorok di lokasi itu.
Bagaimanapun, kepala mangsa tidak disorokkan dalam plastik terbabit tetapi ditemukan tertanam tidak jauh dari lokasi anggota badan lain ditemukan.
"Polis menerima panggilan daripada tuan rumah berkenaan pada pukul 3.15 petang yang menemukan pergelangan kaki berdekatan tempat meletak kenderaan itu dan kita percaya mangsa dibunuh di tempat lain lebih tiga hari lalu," katanya ketika ditemui di sini sebentar tadi.
Mohad Idris menambah, polis juga berjaya memberkas seorang remaja lelaki berusia 19 tahun susulan penemuan mayat itu dan kes disiasat mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Bagaimanapun, kepala mangsa tidak disorokkan dalam plastik terbabit tetapi ditemukan tertanam tidak jauh dari lokasi anggota badan lain ditemukan.
"Polis menerima panggilan daripada tuan rumah berkenaan pada pukul 3.15 petang yang menemukan pergelangan kaki berdekatan tempat meletak kenderaan itu dan kita percaya mangsa dibunuh di tempat lain lebih tiga hari lalu," katanya ketika ditemui di sini sebentar tadi.
Mohad Idris menambah, polis juga berjaya memberkas seorang remaja lelaki berusia 19 tahun susulan penemuan mayat itu dan kes disiasat mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Tertuduh lelaki yang dikategorikan sebagai OKU lembam, Muhammad Firdaus Hamzah, 19, dituduh bersama Norshahilla Ismail, 23, mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan dan dibaca bersama Seksyen 34 kanun sama.
Mengikut pertuduhan, mereka didakwa membunuh mangsa antara 11.59 malam 31 Oktober hingga 4.30 pagi 1 November lalu di depan rumah di Jalan Kesang Laut, Batu 2, Tanjung Gading, Sungai Mati, di sini.
Mereka dikatakan dengan niat bersama membunuh Omar Miskam, 49, yang jika sabit kesalahan boleh dihukum gantung sampai mati.
Tertuduh pertama diwakili RK Balakrishnan, tidak faham pertuduhan ketika ia dibacakan dan Balakrisnan memohon anak guamnya menjalani pemeriksaan di Hospital Tampoi, Johor Bahru dengan sokongan Timbalan Pendakwa Raya Muhammad Shukri Hussain, sebelum Majistret Maslinda Selamat, membenarkan permohonan.
Manakala tertuduh kedua yang tidak diwakili peguam mengangguk faham ketika pertuduhan dibacakan sebelum Maslinda menetapkan 22 November ini sebagai tarikh sebutan semula kes.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Seorang remaja lelaki lembam bersama kekasihnya dihadapkan ke Mahkamah Majistret Tangkak di sini, hari ini atas tuduhan membunuh seorang lelaki di Jalan Kesang Laut, di sini, 31 Oktober lalu.
Muhammad Firdaus Hamzah, 19, dan Norshahilla Ismail, 23, masing-masing memakai pakaian lokap berwarna jingga dan ungu, tiba di perkarangan Mahkamah Majistret pada jam 8.45 pagi dengan kawalan ketat polis.
Mengikut pertuduhan, kedua-dua tertuduh didakwa melakukan kesalahan itu bersama antara jam 11.59 malam pada 31 Oktober lalu hingga kira-kira jam 4.30 pagi 1 November lalu, di hadapan sebuah rumah di Jalan Kesang Laut, Batu 2, Tanjung Gading, Sungai Mati di sini.
Mereka dituduh bersama menyebabkan kematian terhadap seorang lelaki, Omar Miskam, 49, dan didakwa mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan dan dibaca bersama Seksyen 34 kanun sama yang membawa hukuman gantung sampai mati jika sabit kesalahan.
Terdahulu, tertuduh pertama yang juga orang kelainan upaya (OKU) gagal memahami pertuduhan dibacakan jurubahasa mahkamah di hadapan Majistret Maslinda Selamat, manakala tertuduh kedua mengangguk tanda faham.
Peguam bela tertuduh pertama, RK Balakrishnan, memohon mahkamah membenarkan anak guamnya menjalani pemeriksaan di Hospital Permai di Johor dan turut disokong Timbalan Pendakwa Raya, Muhammad Shukri Hussain.
Mahkamah membenarkan tertuduh pertama dihantar ke Hospital Permai, Johor Bahru dekat sini untuk menjalankan pemerhatian dan pemeriksaan mengikut Seksyen 342 Kanun Prosedur Jenayah sehingga kes disebut semula.
Mahkamah menetapkan 22 November ini sebagai tarikh sebutan semula kes dan turut mengarahkan tertuduh kedua melantik peguam bela.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Kami sekeluarga reda dengan apa berlaku dan kini uruskan jenazah adik saya dahulu," kata abang mangsa bunuh yang mayatnya dikerat dalam kejadian di Tangkak, Johor, Ahad lepas.
Darus Miskam, 65, berkata, pada Isnin lepas, beliau diminta pihak polis hadir ke Jabatan Forensik, Hospital Melaka di sini, bagi membuat pengecaman dan melakukan ujian DNA untuk mengesahkan identiti adiknya, Omar Miskam, 49.
Beliau berkata, keluarganya mula mengesyaki sesuatu berlaku terhadap adik kelima daripada lapan beradik itu apabila disedari menghilangkan diri sejak 12 hari lepas sebelum mengetahuinya melalui media.
"Keluarga berasa tidak sedap hati dengan kehilangannya. Saya kemudian menghubungi pihak polis selepas berita penemuan mayat bagi mengesahkan sama ada mangsa adik saya atau tidak, dan mereka meminta kami pergi ke Hospital Melaka untuk membuat pengecaman.
"Ujian DNA terpaksa dilakukan kerana mayat dalam keadaan tidak sempurna dan ujian itu menggunakan sampel DNA saya dan adik lelaki. Isteri (mangsa) turut bantu membuat pengecaman," kata pesara Jabatan Patologi Hospital Tangkak itu, kepada pemberita di perkarangan bilik mayat Hospital Melaka hari ini.
Kira-kira 10 anggota keluarga mangsa hadir pada 3 petang di Jabatan Forensik Hospital Melaka bagi menuntut mayat Omar, yang berasal dari Kampung Sungai Alai Panchor, Muar, untuk dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Panchor.
Polis menahan dua suspek, iaitu wanita berusia 56 tahun dan remaja lelaki berusia 19 tahun. Kedua-dua mereka direman selama seminggu sehingga 13 Nov ini bagi membantu siasatan.
Semalam, polis mengenal pasti identiti mangsa iaitu Omar merupakan seorang pemandu jengkaut dan mempunyai seorang isteri, dibunuh kejam selepas anggota badannya dikerat kepada beberapa bahagian di Jalan Kesang Laut, Tangkak.
Darus berkata, pada mulanya beliau tidak menyangka mayat ditemui dalam keadaan tidak sempurna adalah adiknya kerana sebelum ini, beliau hanya melihat mayat orang lain dengan pekerjaannya dalam bidang kesihatan.
"Sebelum ini saya hanya lihat mayat orang lain. Saya tidak terkejut sangat kerana telah biasa (tengok mayat) tetapi kali ini tidak sangka berlaku pada adik saya sendiri," katanya.
Beliau berkata, adiknya seorang pendiam dan tidak pernah menunjukkan sebarang perubahan atau memaklumkan masalah dihadapinya kepada mereka sekeluarga.-
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jenazah mangsa kerat dan bunuh, Omar Miskam, 49, selamat dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Pekan Panchor, di sini pada pukul 8.15 malam ini.
Jenazah Allahyarham terdahulu disembahyangkan oleh ahli keluarga dan penduduk kampung di Masjid Jamek Pekan Panchor, di sini sebaik tiba dari Hospital Melaka.
Allahyarham Omar menjadi mangsa pembunuhan kejam apabila ditetak dengan sebilah parang di kepala sebelum mayatnya dikerat lebih sepuluh bahagian termasuk kepala, kedua-dua kaki dan tangan serta anggota badan lain.
Mayat mangsa hanya ditemukan Ahad lalu selepas dipercayai dibunuh antara pukul 12 tengah malam, 31 Oktober lalu hingga pagi keesokannya di lokasi anggota badannya disorok dalam saluran pembetung.
Kejadian tersebut dipercayai berpunca daripada perebutan seorang janda muda yang berusia 23 tahun dengan seorang suspek berusia 19 tahun yang juga orang kurang upaya (OKU) masalah pembelajaran.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jenazah lelaki yang ditemui dikerat lebih 10 bahagian di dalam pembetung di Jalan Kesang Laut di Tangkak, Johor selamat dituntut ahli keluarga di Jabatan Perubatan Forensik Hospital Melaka, di sini, tadi.
Jenazah Omar Miskam, 49, dibawa pulang oleh ahli keluarganya yang tiba diperkarangan hospital kira-kira pukul 3 petang.
Menurut abangnya, Derus, 65, jenazah dijangka akan dibawa ke Masjid Kampung Sungai Alai untuk disembahyangkan sebelum dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Panchor, Muar.
Jelasnya, pengecaman mayat telah dibuat sehari selepas laporan media mengenai penemuan pada Ahad lalu kerana mengesyaki ia adalah Omar yang disedari hilang kira-kira 12 hari baru-baru ini.
Semalam, polis Johor mengesahkan identiti mangsa pembunuhan tragis itu adalah Omar Miskam yang bekerja sebagai pemandu jengkaut berasal dari Kampung Sungai Alai, Panchor di Muar.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Gara-gara berebut seorang janda muda, seorang pemandu jengkaut dibunuh dalam keadaan mayatnya dikerat lebih sepuluh bahagian di Jalan Kesang Laut di sini, Ahad lalu.
Mangsa, Omar Miskam (gambar), 49, dipercayai ditetak di bahagian kepala terlebih dahulu di lokasi mayatnya ditemukan oleh seorang penghuni rumah yang juga ahli keluarga suspek utama.
Lebih mengejutkan, suspek utama berusia 19 tahun yang juga pelajar sebuah Pusat GiatMara di sini turut dibantu janda terbabit yang berusia 23 tahun serta seorang lagi lelaki berumur 56 tahun.
Ketua Polis Daerah, Superintenden Mohad Idris Samsuri berkata, ketiga-tiganya direman sehingga 13 November depan mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan.
Menurutnya, suspek utama yang juga orang kurang upaya (OKU) itu turut memiliki satu rekod jenayah di bawah Seksyen 506 Kanun Keseksaan kerana mengugut pada 2013.
“Mayat mangsa dikerat lebih 10 bahagian termasuk kepala, kedua-dua kaki dan tangan, abdomen serta beberapa bahagian lain dan bedah siasat mengesahkan mangsa mati terlebih dahulu akibat ditetak dengan parang.
“Kejadian itu dipercayai berlaku antara pukul 12 tengah malam 31 Oktober hingga awal pagi ke*esokan hari sebelum mayat tersebut ditemukan Ahad lalu pada pukul 3.15 petang,” katanya dalam sidang akhbar di sini hari ini.
Tambah Mohad Idris, mangsa yang berasal dari Kampung Sungai Alam, Panchor dekat Muar sudah beristeri namun masih belum dikurniakan cahaya mata.
Kata beliau lagi, janda terbabit yang juga pelajar sebuah Kolej Komuniti dipercayai turut membantu suspek utama pada hari kejadian sebelum seorang lagi lelaki membantu untuk membuang mayat.
“Lelaki tersebut yang juga bapa saudara suspek utama dipanggil ke lokasi untuk meminjamkan van bagi membuang mayat terbabit tetapi dipercayai tidak jadi dan mayat itu hanya disorokkan di pembetung di rumah itu.
“Pada malam kejadian, ahli keluarga suspek utama turut berada di rumah namun tidak mendengar dan mengetahuinya kerana hujan lebat ketika itu,” katanya.
Tambahnya, polis turut merampas sebilah parang, sebatang cangkul, sembilan buah telefon bimbit, dua buah kereta dan sebuah van dan motosikal.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Mangsa pembunuhan kejam yang anggota badannya dikerat di sebuah rumah di Jalan Kesang Laut, di sini, Ahad lalu dikenali sebagai Omar Miskam berusia 49 tahun.
Ketua Polis Daerah Tangkak, Superintendan Mohad Idris Samsuri berkata, mangsa berasal dari Panchor,Muar.
Menurutnya,mangsa yang sudah beristeri, bekerja sebagai seorang pemandu jengkaut di sekitar daerah ini dan mangsa dipercayai ditetak terlebih dahulu di kepala menggunakan parang sebelum mayatnya dikerat.
"Bedah siasat juga mendapati mangsa dikerat lebih sepuluh bahagian termasuk kepala, kedua-dua kaki dan tangan, abdomen dan beberapa anggota badan lain," katanya.
Mohad Idris berkata,berikutan itu juga dua lagi suspek termasuk seorang wanita berusia antara 19 hingga 56 tahun ditahan reman selama seminggu bagi membantu siasatan.
Ahad lalu, mayat mangsa ditemui oleh salah seorang penghuni rumah terbabit yang menemui pergelangan kaki manusia berdekatan saluran pembetung di tempat meletak kereta kediaman terbabit.
Kepala mangsa pula ditemui beberapa meter dari lokasi penemuan bahagian anggota lain.
Kelmarin seorang suspek yang juga orang kurang upaya (OKU) yang mengalami masalah ketidakupayaan pembelajaran ditahan tidak lama kemudian dan remaja berusia 19 tahun itu kini direman sehingga 13 November depan bagi membantu siasatan.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Seorang remaja lelaki lembam bersama kekasihnya dihadapkan ke Mahkamah Majistret Tangkak di sini, hari ini atas tuduhan membunuh seorang lelaki di Jalan Kesang Laut, di sini, 31 Oktober lalu.
Muhammad Firdaus Hamzah, 19, dan Norshahilla Ismail, 23, masing-masing memakai pakaian lokap berwarna jingga dan ungu, tiba di perkarangan Mahkamah Majistret pada jam 8.45 pagi dengan kawalan ketat polis.
Mengikut pertuduhan, kedua-dua tertuduh didakwa melakukan kesalahan itu bersama antara jam 11.59 malam pada 31 Oktober lalu hingga kira-kira jam 4.30 pagi 1 November lalu, di hadapan sebuah rumah di Jalan Kesang Laut, Batu 2, Tanjung Gading, Sungai Mati di sini.
Mereka dituduh bersama menyebabkan kematian terhadap seorang lelaki, Omar Miskam, 49, dan didakwa mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan dan dibaca bersama Seksyen 34 kanun sama yang membawa hukuman gantung sampai mati jika sabit kesalahan.
Terdahulu, tertuduh pertama yang juga orang kelainan upaya (OKU) gagal memahami pertuduhan dibacakan jurubahasa mahkamah di hadapan Majistret Maslinda Selamat, manakala tertuduh kedua mengangguk tanda faham.
Peguam bela tertuduh pertama, RK Balakrishnan, memohon mahkamah membenarkan anak guamnya menjalani pemeriksaan di Hospital Permai di Johor dan turut disokong Timbalan Pendakwa Raya, Muhammad Shukri Hussain.
Mahkamah membenarkan tertuduh pertama dihantar ke Hospital Permai, Johor Bahru dekat sini untuk menjalankan pemerhatian dan pemeriksaan mengikut Seksyen 342 Kanun Prosedur Jenayah sehingga kes disebut semula.
Mahkamah menetapkan 22 November ini sebagai tarikh sebutan semula kes dan turut mengarahkan tertuduh kedua melantik peguam bela.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Kami sekeluarga reda dengan apa berlaku dan kini uruskan jenazah adik saya dahulu," kata abang mangsa bunuh yang mayatnya dikerat dalam kejadian di Tangkak, Johor, Ahad lepas.
Darus Miskam, 65, berkata, pada Isnin lepas, beliau diminta pihak polis hadir ke Jabatan Forensik, Hospital Melaka di sini, bagi membuat pengecaman dan melakukan ujian DNA untuk mengesahkan identiti adiknya, Omar Miskam, 49.
Beliau berkata, keluarganya mula mengesyaki sesuatu berlaku terhadap adik kelima daripada lapan beradik itu apabila disedari menghilangkan diri sejak 12 hari lepas sebelum mengetahuinya melalui media.
"Keluarga berasa tidak sedap hati dengan kehilangannya. Saya kemudian menghubungi pihak polis selepas berita penemuan mayat bagi mengesahkan sama ada mangsa adik saya atau tidak, dan mereka meminta kami pergi ke Hospital Melaka untuk membuat pengecaman.
"Ujian DNA terpaksa dilakukan kerana mayat dalam keadaan tidak sempurna dan ujian itu menggunakan sampel DNA saya dan adik lelaki. Isteri (mangsa) turut bantu membuat pengecaman," kata pesara Jabatan Patologi Hospital Tangkak itu, kepada pemberita di perkarangan bilik mayat Hospital Melaka hari ini.
Kira-kira 10 anggota keluarga mangsa hadir pada 3 petang di Jabatan Forensik Hospital Melaka bagi menuntut mayat Omar, yang berasal dari Kampung Sungai Alai Panchor, Muar, untuk dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Panchor.
Polis menahan dua suspek, iaitu wanita berusia 56 tahun dan remaja lelaki berusia 19 tahun. Kedua-dua mereka direman selama seminggu sehingga 13 Nov ini bagi membantu siasatan.
Semalam, polis mengenal pasti identiti mangsa iaitu Omar merupakan seorang pemandu jengkaut dan mempunyai seorang isteri, dibunuh kejam selepas anggota badannya dikerat kepada beberapa bahagian di Jalan Kesang Laut, Tangkak.
Darus berkata, pada mulanya beliau tidak menyangka mayat ditemui dalam keadaan tidak sempurna adalah adiknya kerana sebelum ini, beliau hanya melihat mayat orang lain dengan pekerjaannya dalam bidang kesihatan.
"Sebelum ini saya hanya lihat mayat orang lain. Saya tidak terkejut sangat kerana telah biasa (tengok mayat) tetapi kali ini tidak sangka berlaku pada adik saya sendiri," katanya.
Beliau berkata, adiknya seorang pendiam dan tidak pernah menunjukkan sebarang perubahan atau memaklumkan masalah dihadapinya kepada mereka sekeluarga.-
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jenazah mangsa kerat dan bunuh, Omar Miskam, 49, selamat dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Pekan Panchor, di sini pada pukul 8.15 malam ini.
Jenazah Allahyarham terdahulu disembahyangkan oleh ahli keluarga dan penduduk kampung di Masjid Jamek Pekan Panchor, di sini sebaik tiba dari Hospital Melaka.
Allahyarham Omar menjadi mangsa pembunuhan kejam apabila ditetak dengan sebilah parang di kepala sebelum mayatnya dikerat lebih sepuluh bahagian termasuk kepala, kedua-dua kaki dan tangan serta anggota badan lain.
Mayat mangsa hanya ditemukan Ahad lalu selepas dipercayai dibunuh antara pukul 12 tengah malam, 31 Oktober lalu hingga pagi keesokannya di lokasi anggota badannya disorok dalam saluran pembetung.
Kejadian tersebut dipercayai berpunca daripada perebutan seorang janda muda yang berusia 23 tahun dengan seorang suspek berusia 19 tahun yang juga orang kurang upaya (OKU) masalah pembelajaran.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jenazah lelaki yang ditemui dikerat lebih 10 bahagian di dalam pembetung di Jalan Kesang Laut di Tangkak, Johor selamat dituntut ahli keluarga di Jabatan Perubatan Forensik Hospital Melaka, di sini, tadi.
Jenazah Omar Miskam, 49, dibawa pulang oleh ahli keluarganya yang tiba diperkarangan hospital kira-kira pukul 3 petang.
Menurut abangnya, Derus, 65, jenazah dijangka akan dibawa ke Masjid Kampung Sungai Alai untuk disembahyangkan sebelum dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Panchor, Muar.
Jelasnya, pengecaman mayat telah dibuat sehari selepas laporan media mengenai penemuan pada Ahad lalu kerana mengesyaki ia adalah Omar yang disedari hilang kira-kira 12 hari baru-baru ini.
Semalam, polis Johor mengesahkan identiti mangsa pembunuhan tragis itu adalah Omar Miskam yang bekerja sebagai pemandu jengkaut berasal dari Kampung Sungai Alai, Panchor di Muar.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Mangsa, Omar Miskam (gambar), 49, dipercayai ditetak di bahagian kepala terlebih dahulu di lokasi mayatnya ditemukan oleh seorang penghuni rumah yang juga ahli keluarga suspek utama.
Lebih mengejutkan, suspek utama berusia 19 tahun yang juga pelajar sebuah Pusat GiatMara di sini turut dibantu janda terbabit yang berusia 23 tahun serta seorang lagi lelaki berumur 56 tahun.
Ketua Polis Daerah, Superintenden Mohad Idris Samsuri berkata, ketiga-tiganya direman sehingga 13 November depan mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan.
Menurutnya, suspek utama yang juga orang kurang upaya (OKU) itu turut memiliki satu rekod jenayah di bawah Seksyen 506 Kanun Keseksaan kerana mengugut pada 2013.
“Mayat mangsa dikerat lebih 10 bahagian termasuk kepala, kedua-dua kaki dan tangan, abdomen serta beberapa bahagian lain dan bedah siasat mengesahkan mangsa mati terlebih dahulu akibat ditetak dengan parang.
“Kejadian itu dipercayai berlaku antara pukul 12 tengah malam 31 Oktober hingga awal pagi ke*esokan hari sebelum mayat tersebut ditemukan Ahad lalu pada pukul 3.15 petang,” katanya dalam sidang akhbar di sini hari ini.
Tambah Mohad Idris, mangsa yang berasal dari Kampung Sungai Alam, Panchor dekat Muar sudah beristeri namun masih belum dikurniakan cahaya mata.
Kata beliau lagi, janda terbabit yang juga pelajar sebuah Kolej Komuniti dipercayai turut membantu suspek utama pada hari kejadian sebelum seorang lagi lelaki membantu untuk membuang mayat.
“Lelaki tersebut yang juga bapa saudara suspek utama dipanggil ke lokasi untuk meminjamkan van bagi membuang mayat terbabit tetapi dipercayai tidak jadi dan mayat itu hanya disorokkan di pembetung di rumah itu.
“Pada malam kejadian, ahli keluarga suspek utama turut berada di rumah namun tidak mendengar dan mengetahuinya kerana hujan lebat ketika itu,” katanya.
Tambahnya, polis turut merampas sebilah parang, sebatang cangkul, sembilan buah telefon bimbit, dua buah kereta dan sebuah van dan motosikal.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Ketua Polis Daerah Tangkak, Superintendan Mohad Idris Samsuri berkata, mangsa berasal dari Panchor,Muar.
Menurutnya,mangsa yang sudah beristeri, bekerja sebagai seorang pemandu jengkaut di sekitar daerah ini dan mangsa dipercayai ditetak terlebih dahulu di kepala menggunakan parang sebelum mayatnya dikerat.
"Bedah siasat juga mendapati mangsa dikerat lebih sepuluh bahagian termasuk kepala, kedua-dua kaki dan tangan, abdomen dan beberapa anggota badan lain," katanya.
Mohad Idris berkata,berikutan itu juga dua lagi suspek termasuk seorang wanita berusia antara 19 hingga 56 tahun ditahan reman selama seminggu bagi membantu siasatan.
Ahad lalu, mayat mangsa ditemui oleh salah seorang penghuni rumah terbabit yang menemui pergelangan kaki manusia berdekatan saluran pembetung di tempat meletak kereta kediaman terbabit.
Kepala mangsa pula ditemui beberapa meter dari lokasi penemuan bahagian anggota lain.
Kelmarin seorang suspek yang juga orang kurang upaya (OKU) yang mengalami masalah ketidakupayaan pembelajaran ditahan tidak lama kemudian dan remaja berusia 19 tahun itu kini direman sehingga 13 November depan bagi membantu siasatan.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
“Ini adalah kejadian paling ngeri pernah berlaku di kampung ini,” kata seorang penduduk asal Jalan Kesang Laut, di sini, Daud Sulaiman, 56, mengenai penemuan anggota badan manusia yang dikerat di kampung itu, kelmarin.
Menurut Daud, sehari sebelum anggota badan itu ditemui, penduduk di situ merungut mengenai bau busuk sejak beberapa hari lalu.
“Kami dah mula terhidu bau ini sejak tiga empat hari lalu, tapi waktu itu baunya tidaklah begitu kuat dan kami anggap mungkin ada haiwan mati atau sampah di sekitar kediaman penduduk.
“Namun, pada malam Sabtu lalu, pemilik rumah yang terletak betul-betul di hadapan lokasi kejadian ini buat majlis kenduri dan masa itu saya lihat bau tersebut mengganggu penduduk selain kehadiran lalat yang agak banyak berbanding selalu,” katanya.
Daud berkata, dia dan penduduk kampung langsung tidak menyangka bau yang mengganggu mereka selama ini adalah bau mayat manusia yang telah dikerat dan dibungkus sebelum diletakkan di bawah pembetung saluran air longkang .
“Sebaik mengetahui kejadian dan punca sebenar memang kami rasa sangat terkejut dan panik kerana selama ini kami hidu bau mayat.
“Memang seluruh penduduk menyifatkan inilah kejadian yang paling ngeri dan pastinya ia tidak akan dilupakan sampai bila-bila,” katanya.
Terdahulu, seorang pemilik kediaman di situ terkejut apabila melihat kaki manusia di bawah pembetung konkrit ketika sedang membersihkan halaman rumahnya kira-kira jam 3 petang.
Polis yang menerima laporan selepas itu bergegas ke lokasi kejadian dan hasil pemeriksaan menemui lima bungkusan plastik mengandungi anggota badan dipercayai telah dikerat kepada beberapa bahagian dengan kepala mangsa tidak ditemui.
Ketua Polis Daerah Tangkak, Superintendan Mohad Idris Samsuri berkata, siasatan lanjut kemudiannya membawa kepada penemuan kepala mangsa yang ditanam tidak jauh dari tempat anggota badan berkenaan ditemui.
“Kami percaya mangsa telah dibunuh lebih tiga hari berdasarkan keadaan mayat berkenaan. Bagaimanapun identiti mangsa masih belum dikenal pasti berikutan tiada sebarang pengenalan diri ditemui,” katanya.
Mohad Idris berkata, suspek dalam kes itu berjaya ditahan kurang sejam di kawasan berhampiran dan hasil siasatan awal mendapati suspek tidak mempunyai sebarang rekod jenayah.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Polis tidak menolak kemungkinan faktor cemburu sebagai motif kejadian seorang remaja dibunuh dan mayatnya yang dikerat beberapa bahagian ditemukan di Jalan Kesang Laut, di sini petang semalam.
Namun, polis tidak mendedahkan lebih lanjut perkara itu kerana siasatan terperinci kejadian ngeri itu masih dijalankan.
Difahamkan, suspek dan mangsa ada berjumpa beberapa hari sebelum kejadian dan bertelingkah sesama mereka sebelum kejadian itu berakhir dengan pembunuhan.
Ketua Polis daerah, Superintenden Mohad Idris Samsuri berkata, identiti mangsa juga sedang dikenal pasti dan proses bedah siasat masih dijalankan di Hospital Tangkak hari ini.
Menurutnya, suspek berusia 19 tahun yang disyaki terlibat dalam kejadian itu pula merupakan orang kurang upaya (OKU) yang mengalami masalah pembelajaran.
“Kita masih menyiasat setiap aspek yang berkaitan dengan kejadian ini kerana terdapat pelbagai kemungkinan yang menjadi motif pembunuhan itu dan berharap semua pihak tidak membuat sebarang spekulasi kerana polis masih melakukan siasatan.
“Kita juga dalam masa sama sudah meneliti semua laporan berkaitan orang hilang yang dilaporkan di negeri ini, namun belum ada berkaitan dengan kejadian terbabit,” katanya ketika ditemui pemberita di sini hari ini.
Akhbar hari ini melaporkan mayat seorang remaja lelaki yang dikerat beberapa bahagian dibungkus dalam plastik dan disorokkan dalam pembentung di tempat meletak kenderaan di sebuah rumah.
Kepala mangsa pula ditemukan tertanam tidak jauh dari lokasi anggota badan tersebut ditemukan hasil maklumat seorang penghuni rumah tersebut yang menemukan pergelangan kaki mangsa pada pukul 3.15 petang semalam.
Sementara itu, Mahkamah Majistret Tangkak membenarkan tahanan reman tujuh hari bermula hari ini terhadap suspek terbabit.
Tahanan reman itu bagi membantu siasatan yang dijalankan mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan kerana membunuh.
Suspek dilihat dibawa ke mahkamah kira-kira pukul 9 pagi ini dengan berpakaian lokap berwarna jingga dalam keadaan tangan bergari.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Assalamualaikum YDH Dato' Sri / Dato'.
KEJADIAN JUMPA SATU MAYAT BERKEADAAN DIPOTONG DI BAWAH TITI PARIT KONKRIT DI ALAMAT JK 19 KESANG LAUT,BATU 2 TANJUNG GADING,SG.MATI TANGKAK
Sg.Mati report 3566/16 - 6/11/16,seksyen 302 k.k,I/O ASP Azmi bin Hj.Ali,hp 012 3344200.
Pengadu :-
Konst.195025 Mohamad Faris bin Hasnor,30 tahun,anggota DCC IPD Tangkak Johor.
Mangsa :-
Belum dikenalpasti ( keadaan kedua belah kaki si mati dipotong di paras betis/lutut,kepala si mati putus dan ditanam di dalam tanah,keseluruhan tubuh badan mayat si mati dipotong ).
Fakta kes :-
Pada 6/11/16 jam lebih kurang 1515hrs semasa pengadu sedang bertugas di DCC IPD Tangkak Johor terima panggilan telefon daripada seorang lelaki Melayu memaklumkan ada terjumpa ( 1 ) mayat di alamat di atas.
Siasatan telah dijalankan di tempat kejadian dan didapati tempat kejadian adalah seperti berikut :-
1) Kejadian berlaku di alamat JK 19,Jalan Kesang Laut,Batu 2 Tanjung Gading,Sg.Mati Tangkak Johor.
2) Lokasi kejadian merupakan kawasan perumahan kampung.
3) Mayat si mati telah ditemui berkeadaan dipotong dan diisikan di dalam beberapa beg plastik hitam di bawah titi parit konkrit di hadapan sebuah rumah di alamat JK 19 Jalan Kesang Laut,Batu 2,Tanjung Gading,Sg.Mati Tangkak Johor.
4) Terdapat beberapa buah rumah jiran di hadapan rumah tempat kejadian.
5) Terdapat jalan besar terletak kira kira 35 Meter daripada hadapan rumah tempat kejadian.
6) Bahagian kiri dan kanan rumah di tempat kejadian merupakan kawasan tanaman pokok kelapa sawit.
7) Keadaan cuaca adalah baik dan cerah.
Ulasan / tindakan :-
1) I.O dibantu pegawai / anggota Unit Forensik JSJ IPD Muar, Insp.Risikan / Operasi dan detektif JSJ IPD Tangkak serta KPB Sg.Mati telah hadir di tempat kejadian.
2) Penghuni di dalam rumah di tempat kejadian yang terdiri 1 lelaki Melayu dan 2 perempuan Melayu tidak mengetahui tentang kejadian sebelum dilaporkan.
3) Kejadian hanya disedari oleh salah seorang anak menantu lelaki penghuni rumah yang pulang ke rumah lalu terbau busuk dan dapati bau busuk adalah daripada cebisan mayat yang ditemui yang telah dipotong.
4) Butiran anak menantu lelaki penghuni rumah ialah :-
4.1. Kpl 160291 Badrul Hisham bin Abd Ghani,32 tahun,anggota D9 JSJ IPD Muar Johor.
5) Penama di para 4.1 adalah anak menantu lelaki pemilik rumah di tempat kejadian yang tinggal bersama sama pemilik rumah disebabkan isteri berpantang bersalin.
6) Penama di para 4.1 telah menemubual adik ipar lelaki ( suspek ) lalu hasil temubual ke atas suspek dapati :-
6.1) Suspek ada berkawan dengan seorang janda perempuan Melayu lalu hubungan ini dilarang oleh si mati.
6.2) Si mati telah datang ke rumah suspek kira kira 4-5 hari yang lepas lalu berlaku pergaduhan di.antara suspek dengan si mati.
6.3) Si mati telah dipukul menggunakan senjata tajam/tumpul lalu mayat si mati dikerat dan dimasukkan di dalam plastik hitam dan disembunyikan di bawah titi konkrit di hadapan rumah.
7) Butiran diri suspek ialah :-
7.1 Muhammad Firdaus bin Hamzah ( OKU ketidakupayaan masalah pembelajaran ),k/p. 970810-01-6563, 19 tahun,alamat rumah sama di atas.
8) Usaha mengesan butiran diri si mati dan bahagian kepala si mati yang masih belum ditemui masih dijalankan.
Siasatan lanjut masih diteruskan.
Terima kasih YDH Dato' Sri / Dato'.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Polis tidak menolak kemungkinan berlaku perbalahan antara suspek dengan mangsa sebelum mayat remaja berkenaan ditemui di salah sebuah halaman rumah di Jalan Kesang Laut di sini.
Ketua Polis Daerah Tangkak, Superintendan Mohad Idris Samsuri berkata, hasil soal siasat sebelum ini, suspek yang juga berstatus orang kurang upaya (OKU) pembelajaran mengakui mempunyai perselisihan faham dengan mangsa.
“Suspek ada memberitahu dia (suspek) datang dan bergaduh, tapi tidak menyatakan punca sebenar atau pun menyebut nama sesiapa.
“Dia cuma mengakui ada perselisihan faham antara mereka,” katanya ketika ditemui pemberita sebentar tadi.
Mohad Idris berkata, sehingga kini identiti mangsa masih belum dikenal pasti dan siasatan bagi laporan orang hilang yang dibuat penduduk di sekitar daerah itu juga tidak menemui sebarang petunjuk atau persamaan dengan mangsa.
Menurutnya, pemeriksaan lanjut akan dilakukan dan usaha mengesan senjata yang digunakan suspek berusia bawah 20an itu juga sedang dijalankan.
Mohad Idris dalam pada itu menegaskan agar semua pihak menghormati sensitiviti dengan tidak membuat sebarang spekulasi mengenai kejadian berkenaan.
“Saya minta tolong agar semua pihak tidak membuat spekulasi atau menokok tambah kenyataan yang masih belum jelas.
“Bagi ruang untuk polis jalankan siasatan kerana kenyataan yang tidak tepat dikhuatiri boleh mengganggu tugas polis,” katanya.
Sementara itu, Ketua Polis Johor, Datuk Wan Ahmad Najmuddin Mohd ketika dihubungi mengakui, motif pembunuhan setakat ini dipercayai berpunca daripada cemburu.
Terdahulu, suspek telah direman selama tujuh hari bermula semalam bagi membantu siasatan di bawah seksyen 302 kanun keseksaan kerana membunuh.
Perintah tahanan reman sehingga 13 November depan itu dikeluarkan oleh Majistret, Maslinda Selamat.
Suspek sebelum itu dibawa ke Mahkamah Majistret Tangkak kira-kira jam 9.15 pagi dengan berpakaian lokap jingga dalam keadaan tangan bergari dengan menaiki kereta polis yang diiringi dua anggota polis.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Seorang remaja orang kurang upaya (OKU) yang dipercayai melakukan pembunuhan kejam dengan mengerat mayat mangsa kepada beberapa bahagian di Kampung Kesang Laut, Tangkak, ditahan reman selama seminggu mulai hari ini.
Perintah reman hingga 13 November itu dikeluarkan Majistret Maslinda Selamat terhadap suspek berusia 19 tahun yang dipercayai mengenali mangsa.
Suspek ditahan reman untuk membantu siasatan mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan kerana membunuh.
Dia dibawa ke Mahkamah Majistret Tangkak pada 9.15 pagi dengan berpakaian lokap dalam keadaan tangan bergari diiringi anggota polis.
Semalam, polis menemui anggota badan yang dikerat dipercayai milik seorang remaja yang masih belum dikenal pasti identitinya di sebuah rumah di Kampung Kesang Laut, Tangkak.
Hasil siasatan, polis mendapati keratan tubuh itu diisi dalam lima beg plastik hitam yang ditemui dalam saluran pembetung longkang rumah berkenaan.
Suspek juga menanam kepala mangsa di kawasan berhampiran rumah berkenaan.
Menurut Daud, sehari sebelum anggota badan itu ditemui, penduduk di situ merungut mengenai bau busuk sejak beberapa hari lalu.
“Kami dah mula terhidu bau ini sejak tiga empat hari lalu, tapi waktu itu baunya tidaklah begitu kuat dan kami anggap mungkin ada haiwan mati atau sampah di sekitar kediaman penduduk.
“Namun, pada malam Sabtu lalu, pemilik rumah yang terletak betul-betul di hadapan lokasi kejadian ini buat majlis kenduri dan masa itu saya lihat bau tersebut mengganggu penduduk selain kehadiran lalat yang agak banyak berbanding selalu,” katanya.
Daud berkata, dia dan penduduk kampung langsung tidak menyangka bau yang mengganggu mereka selama ini adalah bau mayat manusia yang telah dikerat dan dibungkus sebelum diletakkan di bawah pembetung saluran air longkang .
“Sebaik mengetahui kejadian dan punca sebenar memang kami rasa sangat terkejut dan panik kerana selama ini kami hidu bau mayat.
“Memang seluruh penduduk menyifatkan inilah kejadian yang paling ngeri dan pastinya ia tidak akan dilupakan sampai bila-bila,” katanya.
Terdahulu, seorang pemilik kediaman di situ terkejut apabila melihat kaki manusia di bawah pembetung konkrit ketika sedang membersihkan halaman rumahnya kira-kira jam 3 petang.
Polis yang menerima laporan selepas itu bergegas ke lokasi kejadian dan hasil pemeriksaan menemui lima bungkusan plastik mengandungi anggota badan dipercayai telah dikerat kepada beberapa bahagian dengan kepala mangsa tidak ditemui.
Ketua Polis Daerah Tangkak, Superintendan Mohad Idris Samsuri berkata, siasatan lanjut kemudiannya membawa kepada penemuan kepala mangsa yang ditanam tidak jauh dari tempat anggota badan berkenaan ditemui.
“Kami percaya mangsa telah dibunuh lebih tiga hari berdasarkan keadaan mayat berkenaan. Bagaimanapun identiti mangsa masih belum dikenal pasti berikutan tiada sebarang pengenalan diri ditemui,” katanya.
Mohad Idris berkata, suspek dalam kes itu berjaya ditahan kurang sejam di kawasan berhampiran dan hasil siasatan awal mendapati suspek tidak mempunyai sebarang rekod jenayah.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Namun, polis tidak mendedahkan lebih lanjut perkara itu kerana siasatan terperinci kejadian ngeri itu masih dijalankan.
Difahamkan, suspek dan mangsa ada berjumpa beberapa hari sebelum kejadian dan bertelingkah sesama mereka sebelum kejadian itu berakhir dengan pembunuhan.
Ketua Polis daerah, Superintenden Mohad Idris Samsuri berkata, identiti mangsa juga sedang dikenal pasti dan proses bedah siasat masih dijalankan di Hospital Tangkak hari ini.
Menurutnya, suspek berusia 19 tahun yang disyaki terlibat dalam kejadian itu pula merupakan orang kurang upaya (OKU) yang mengalami masalah pembelajaran.
“Kita masih menyiasat setiap aspek yang berkaitan dengan kejadian ini kerana terdapat pelbagai kemungkinan yang menjadi motif pembunuhan itu dan berharap semua pihak tidak membuat sebarang spekulasi kerana polis masih melakukan siasatan.
“Kita juga dalam masa sama sudah meneliti semua laporan berkaitan orang hilang yang dilaporkan di negeri ini, namun belum ada berkaitan dengan kejadian terbabit,” katanya ketika ditemui pemberita di sini hari ini.
Akhbar hari ini melaporkan mayat seorang remaja lelaki yang dikerat beberapa bahagian dibungkus dalam plastik dan disorokkan dalam pembentung di tempat meletak kenderaan di sebuah rumah.
Kepala mangsa pula ditemukan tertanam tidak jauh dari lokasi anggota badan tersebut ditemukan hasil maklumat seorang penghuni rumah tersebut yang menemukan pergelangan kaki mangsa pada pukul 3.15 petang semalam.
Sementara itu, Mahkamah Majistret Tangkak membenarkan tahanan reman tujuh hari bermula hari ini terhadap suspek terbabit.
Tahanan reman itu bagi membantu siasatan yang dijalankan mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan kerana membunuh.
Suspek dilihat dibawa ke mahkamah kira-kira pukul 9 pagi ini dengan berpakaian lokap berwarna jingga dalam keadaan tangan bergari.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KEJADIAN JUMPA SATU MAYAT BERKEADAAN DIPOTONG DI BAWAH TITI PARIT KONKRIT DI ALAMAT JK 19 KESANG LAUT,BATU 2 TANJUNG GADING,SG.MATI TANGKAK
Sg.Mati report 3566/16 - 6/11/16,seksyen 302 k.k,I/O ASP Azmi bin Hj.Ali,hp 012 3344200.
Pengadu :-
Konst.195025 Mohamad Faris bin Hasnor,30 tahun,anggota DCC IPD Tangkak Johor.
Mangsa :-
Belum dikenalpasti ( keadaan kedua belah kaki si mati dipotong di paras betis/lutut,kepala si mati putus dan ditanam di dalam tanah,keseluruhan tubuh badan mayat si mati dipotong ).
Fakta kes :-
Pada 6/11/16 jam lebih kurang 1515hrs semasa pengadu sedang bertugas di DCC IPD Tangkak Johor terima panggilan telefon daripada seorang lelaki Melayu memaklumkan ada terjumpa ( 1 ) mayat di alamat di atas.
Siasatan telah dijalankan di tempat kejadian dan didapati tempat kejadian adalah seperti berikut :-
1) Kejadian berlaku di alamat JK 19,Jalan Kesang Laut,Batu 2 Tanjung Gading,Sg.Mati Tangkak Johor.
2) Lokasi kejadian merupakan kawasan perumahan kampung.
3) Mayat si mati telah ditemui berkeadaan dipotong dan diisikan di dalam beberapa beg plastik hitam di bawah titi parit konkrit di hadapan sebuah rumah di alamat JK 19 Jalan Kesang Laut,Batu 2,Tanjung Gading,Sg.Mati Tangkak Johor.
4) Terdapat beberapa buah rumah jiran di hadapan rumah tempat kejadian.
5) Terdapat jalan besar terletak kira kira 35 Meter daripada hadapan rumah tempat kejadian.
6) Bahagian kiri dan kanan rumah di tempat kejadian merupakan kawasan tanaman pokok kelapa sawit.
7) Keadaan cuaca adalah baik dan cerah.
Ulasan / tindakan :-
1) I.O dibantu pegawai / anggota Unit Forensik JSJ IPD Muar, Insp.Risikan / Operasi dan detektif JSJ IPD Tangkak serta KPB Sg.Mati telah hadir di tempat kejadian.
2) Penghuni di dalam rumah di tempat kejadian yang terdiri 1 lelaki Melayu dan 2 perempuan Melayu tidak mengetahui tentang kejadian sebelum dilaporkan.
3) Kejadian hanya disedari oleh salah seorang anak menantu lelaki penghuni rumah yang pulang ke rumah lalu terbau busuk dan dapati bau busuk adalah daripada cebisan mayat yang ditemui yang telah dipotong.
4) Butiran anak menantu lelaki penghuni rumah ialah :-
4.1. Kpl 160291 Badrul Hisham bin Abd Ghani,32 tahun,anggota D9 JSJ IPD Muar Johor.
5) Penama di para 4.1 adalah anak menantu lelaki pemilik rumah di tempat kejadian yang tinggal bersama sama pemilik rumah disebabkan isteri berpantang bersalin.
6) Penama di para 4.1 telah menemubual adik ipar lelaki ( suspek ) lalu hasil temubual ke atas suspek dapati :-
6.1) Suspek ada berkawan dengan seorang janda perempuan Melayu lalu hubungan ini dilarang oleh si mati.
6.2) Si mati telah datang ke rumah suspek kira kira 4-5 hari yang lepas lalu berlaku pergaduhan di.antara suspek dengan si mati.
6.3) Si mati telah dipukul menggunakan senjata tajam/tumpul lalu mayat si mati dikerat dan dimasukkan di dalam plastik hitam dan disembunyikan di bawah titi konkrit di hadapan rumah.
7) Butiran diri suspek ialah :-
7.1 Muhammad Firdaus bin Hamzah ( OKU ketidakupayaan masalah pembelajaran ),k/p. 970810-01-6563, 19 tahun,alamat rumah sama di atas.
8) Usaha mengesan butiran diri si mati dan bahagian kepala si mati yang masih belum ditemui masih dijalankan.
Siasatan lanjut masih diteruskan.
Terima kasih YDH Dato' Sri / Dato'.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Ketua Polis Daerah Tangkak, Superintendan Mohad Idris Samsuri berkata, hasil soal siasat sebelum ini, suspek yang juga berstatus orang kurang upaya (OKU) pembelajaran mengakui mempunyai perselisihan faham dengan mangsa.
“Suspek ada memberitahu dia (suspek) datang dan bergaduh, tapi tidak menyatakan punca sebenar atau pun menyebut nama sesiapa.
“Dia cuma mengakui ada perselisihan faham antara mereka,” katanya ketika ditemui pemberita sebentar tadi.
Mohad Idris berkata, sehingga kini identiti mangsa masih belum dikenal pasti dan siasatan bagi laporan orang hilang yang dibuat penduduk di sekitar daerah itu juga tidak menemui sebarang petunjuk atau persamaan dengan mangsa.
Menurutnya, pemeriksaan lanjut akan dilakukan dan usaha mengesan senjata yang digunakan suspek berusia bawah 20an itu juga sedang dijalankan.
Mohad Idris dalam pada itu menegaskan agar semua pihak menghormati sensitiviti dengan tidak membuat sebarang spekulasi mengenai kejadian berkenaan.
“Saya minta tolong agar semua pihak tidak membuat spekulasi atau menokok tambah kenyataan yang masih belum jelas.
“Bagi ruang untuk polis jalankan siasatan kerana kenyataan yang tidak tepat dikhuatiri boleh mengganggu tugas polis,” katanya.
Sementara itu, Ketua Polis Johor, Datuk Wan Ahmad Najmuddin Mohd ketika dihubungi mengakui, motif pembunuhan setakat ini dipercayai berpunca daripada cemburu.
Terdahulu, suspek telah direman selama tujuh hari bermula semalam bagi membantu siasatan di bawah seksyen 302 kanun keseksaan kerana membunuh.
Perintah tahanan reman sehingga 13 November depan itu dikeluarkan oleh Majistret, Maslinda Selamat.
Suspek sebelum itu dibawa ke Mahkamah Majistret Tangkak kira-kira jam 9.15 pagi dengan berpakaian lokap jingga dalam keadaan tangan bergari dengan menaiki kereta polis yang diiringi dua anggota polis.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Perintah reman hingga 13 November itu dikeluarkan Majistret Maslinda Selamat terhadap suspek berusia 19 tahun yang dipercayai mengenali mangsa.
Suspek ditahan reman untuk membantu siasatan mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan kerana membunuh.
Dia dibawa ke Mahkamah Majistret Tangkak pada 9.15 pagi dengan berpakaian lokap dalam keadaan tangan bergari diiringi anggota polis.
Semalam, polis menemui anggota badan yang dikerat dipercayai milik seorang remaja yang masih belum dikenal pasti identitinya di sebuah rumah di Kampung Kesang Laut, Tangkak.
Hasil siasatan, polis mendapati keratan tubuh itu diisi dalam lima beg plastik hitam yang ditemui dalam saluran pembetung longkang rumah berkenaan.
Suspek juga menanam kepala mangsa di kawasan berhampiran rumah berkenaan.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Kepala dipisahkan dari badan manakala tubuh seorang remaja lelaki dipercayai berusia 19 tahun, dipotong kepada hampir 10 bahagian, dimasukkan ke dalam beg plastik sebelum disorok dalam pembetung saluran air longkang sebuah rumah di Kampung Kesang Laut, di sini, hari ini.
Mangsa yang masih belum diketahui identitinya, dipercayai dibunuh tiga hari lalu, dan mayatnya dikerat-kerat sebelum dimasukkan ke dalam lima beg plastik.
Polis sedang berusaha memastikan motif, termasuk kemungkinan cemburu berebutkan wanita dalam pembunuhan kejam ala kes Mona Fandey pada 1993, yang memotong mayat Ahli Dewan Undangan Negeri Batu Talam, Pahang, Datuk Mazlan Idris, kepada 18 bahagian.
Ketua Polis Daerah Tangkak Superintendan Mohad Idris Samsuri berkata, pemilik rumah itu terhidu bau busuk ketika membersihkan rumahnya sebelum menemui pergelangan kaki lalu menghubungi polis.
Polis menerima panggilan pada 3.15 petang dan sepasukan polis menemui lima bungkusan plastik mengandungi keratan tubuh manusia sebelum menemui kepala yang ditanam di kawasan berhampiran rumah itu.
“Kami percaya mangsa adalah lelaki berusia bawah 20 tahun dan dibunuh di tempat lain. Berdasarkan keadaan anggota badan, kejadian mungkin berlaku lebih tiga hari lalu,” katanya yang ditemui di tempat kejadian.
Polis juga sedang menyiasat tempat dan cara mangsa dibunuh serta senjata yang digunakan, termasuk bagi mengerat mayat.
Setakat ini, seorang lelaki juga berusia bawah 20 tahun sudah ditahan di sebuah rumah berhampiran tempat kejadian bagi membantu siasatan.
“Setakat ini, kita dapati suspek tiada rekod jenayah lampau,” kata Mohad Idris.
Menurutnya, semua anggota badan itu dihantar ke Hospital Tangkak dan suspek dibawa ke Ibu Pejabat Polis Daerah (IPD) Tangkak.
“Kes disiasat mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan dan orang ramai yang kehilangan ahli keluarga diminta tampil bagi membantu siasatan,” katanya.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Mangsa yang masih belum diketahui identitinya, dipercayai dibunuh tiga hari lalu, dan mayatnya dikerat-kerat sebelum dimasukkan ke dalam lima beg plastik.
Polis sedang berusaha memastikan motif, termasuk kemungkinan cemburu berebutkan wanita dalam pembunuhan kejam ala kes Mona Fandey pada 1993, yang memotong mayat Ahli Dewan Undangan Negeri Batu Talam, Pahang, Datuk Mazlan Idris, kepada 18 bahagian.
Ketua Polis Daerah Tangkak Superintendan Mohad Idris Samsuri berkata, pemilik rumah itu terhidu bau busuk ketika membersihkan rumahnya sebelum menemui pergelangan kaki lalu menghubungi polis.
Polis menerima panggilan pada 3.15 petang dan sepasukan polis menemui lima bungkusan plastik mengandungi keratan tubuh manusia sebelum menemui kepala yang ditanam di kawasan berhampiran rumah itu.
“Kami percaya mangsa adalah lelaki berusia bawah 20 tahun dan dibunuh di tempat lain. Berdasarkan keadaan anggota badan, kejadian mungkin berlaku lebih tiga hari lalu,” katanya yang ditemui di tempat kejadian.
Polis juga sedang menyiasat tempat dan cara mangsa dibunuh serta senjata yang digunakan, termasuk bagi mengerat mayat.
Setakat ini, seorang lelaki juga berusia bawah 20 tahun sudah ditahan di sebuah rumah berhampiran tempat kejadian bagi membantu siasatan.
“Setakat ini, kita dapati suspek tiada rekod jenayah lampau,” kata Mohad Idris.
Menurutnya, semua anggota badan itu dihantar ke Hospital Tangkak dan suspek dibawa ke Ibu Pejabat Polis Daerah (IPD) Tangkak.
“Kes disiasat mengikut Seksyen 302 Kanun Keseksaan dan orang ramai yang kehilangan ahli keluarga diminta tampil bagi membantu siasatan,” katanya.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Leave a Comment